MENELADANI KEPEMINPINAN

MENELADANI KEPEMINPINAN
NABI MUHAMMAD SAW
Oleh: Hj. Sri Wahyuni DP

Nabi Muhammad SAW adalah keturunan bangsawan Quraiys, ayahnya bernama Abdullah bin Abdul Muthalib bin Hasyim bin Abdul Manaf bin Qusai bin Kilab Murrah dari golongan Arab Ismail. Ibunya bernama Aminah binti Wahab binti Abdul Manaf bin Kilab bin Murrah. Nabi Muhammad SAW lahir, pada 12 Rabiulawal tahun gajah 20 April 571 M.

Disebut tahun gajah karena pada saat kelahiran Nabi Muhammad bersamaan dengan peristiwa pemberontakan yang dipinpim oleh Abrahah dengan segenap pasukan gajahnya. dengan tujuan menghancurkan Kakbah. Allah berkehendak lain. Allah mengirimkan burung ababil untuk menghancurkan pasukan Abrahah, sehingga penyerangan Kakbah gagal total. (baca lebih lanjut Surah Al-Fil)

Menjelang kelahiran Nabi Muhammad situasi masyarakat Makkah dan sekitar pada saat itu sedang mengalami zaman kekegelapan. Masyarakat Makkah kehilangan kendali, tidak ada panutan yang dapat menuntun kearah kebaikan, adanya hanya kehidupan jahiliah. Zaman jahiliah yakni zaman kebodohan atau kegelapan terhadap kebenaran.

Tujuh bulan dalam kandungan, Nabi Muhammad SAW sudah menjadi anak yatim. Setelah lahir disusukan dan dititipkan ke pengasuhnya bernama Halimah Sa’diyah dari Bani Saad kailah Hawazim, sampai umur lima tahun.

Nabi Muhammad SAW dikembalikan kepangkuan ibu setelah umur lima tahun. Setahun kemudian Nabi diajak ibudanya pergi ke Madinah, dengan maksud menunjuknan makam ayahandanya, dan tinggal di Madinah selama satu bulan. Pada waktu pulang dari Madinah ke Makkah ibunda Nabi Muhammad meninggal dunia, dimakamkan di desa Aba’wah. Nabi Muhammad menjadi yatim piatu pada umur enam tahun, kemudian diasuh oleh Abdul Mutholib, sang kakek. Buaihan kasih sayang kakek tak berjalan lama. Kakek Nabi Muhammad SAW meninggal pada usia 82 tahun, Nabi Muhammad SAW waktu itu usianya 8 tahun, kemudian diasuh oleh sang paman Abu Tholib.

Pemimpin simpatik

Sejak usia anak-anak sehingga dewasa Nabi Muhammad SAW memiliki kepribadian yang sangat terpuji. Beliau dikenal cerdas, jujur, berbudi luhur, dan berperilaku yang santun, bekerja keras, mandiri. Banyak yang suka pada beliau, termasuk Siti Khadijah. Siti Khadijah seorang janda dan pedagang kaya raya. Karena itu Siti Khadijah menjadikan suami. Kehidupan rumah tangga Nabi Muhammad SAW diliputi kebahagian. Menerapkan prinsip hidup sederhana, suka menolong, sehingga masyarakat sekitarnya meneladaninnya.

Kepemimpinan yang diejawantahkan dan diwariskan Nabi Muhammad SAW kepada orang sesudahnya adalah kepemimpin penuh simpatik. Tidak ada tindakan yang mengatasnamakan umatnya demi hajatnya sendiri. Tetapi, seluruh yang dimiliki dia ditumpahkan dengan penuh kasih sayang terhadap umatnya. terutama dikalangan yang malang dan papa.

Sebagai pemimpin, keberpihakan Nabi Muhammad SAW kepada umat betul-betul ditumpahkan secara lahir dan bathin. Artinya kesejahteran antara materi dan spiritual seimbang. Kesejahteraan umat sangat penting namun, fondasi spiritual atau bathiniah merupakan fondasi paling kukuh tegaknya kebahagian umat. Umat sekelingnya betul-betul merupakan tumpuan perhatian nabi. Derita umatnya deritanya, kebahagia umatnya, kebahagiannya. Mudah-mudahan kita dijaman sekarang dapat mengambil hikmah dari kepeminpinannya, insa’Allah krisis multidimensi dapat kita hindari. Amin.

1 komentar:

Sukadi mengatakan...

teruskan menulis dan disertai gambar