Workshop Pembelajaran menggunakan Pendekatan CTL

Tanggal 5 April 2009, hari Minggu di SMP Negeri 2 Ngunut diadakan Workshop Pembelajaran dengan menggunakan Contextual Teaching and Learning (CTL). Diikuti oleh 65 orang guru mata pelajaran dan Bimbingan. Nara Sumber Drs. Sugiyanto. Pembiayaan dari : RSSN
Anak belajar tidak sekedar menghafal, belajar akan lebih bermakna jika yang mengalami adalah anak itu sendiri, belajar lebih baik di setting dalam lingkungan yang alamiah, belajar secara bermakna maupun alamiah/nyata dapat membekali anak untuk dapat hidup diera yang serba cepat, global dan semrawut ini.

Dikelas-kelas banyak guru dalam pembelajaran masih verbalistis, masih memberi sebanyak-banyaknya pengetahuan yang dimiliki dan seakan anak bagaikan botol kosong di isi materi sepenuhnya dan kemudian menghafal, dan ulangan. Itu tidak salah akan tetapi sekarang paradigmanya sudah berubah. Dengan kenyataan tersebut dirasa perlu diadakan penyegaran untuk para guru di SMP 2 Ngunut dengan workshop pembelajaran dengan Pendekatan CTL.
Pengertian
Pendekatan kontektual (Contextual Teaching and Learning /CTL) merupakan konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata siswa (pengalaman yang dimiliki siswa), siswa ke sekolah sudah membawa pengalaman dalam dirinya dan guru mendorong, memotivasi siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan masyarakat. Dengan konsep itu, hasil pembelajaran diharapkan lebih bermakna bagi siswa. Proses pembelajaran berlansung alamiah dalam bentuk kegiatan siswa bekerja dan mengalami, bukan mentransfer artinya kalau mentranfer yang aktif adalah guru, bukan how to teach, tapi how to learn.
Tujuh Pilar CTL
1. Kontruktif
2. Tanya Jawab
3. Inquiri
4. Masyarakat Belajar
5. Pemodelan
6. Reflesi
7. Penilaian
Komponen pembelajaran yang efektif meliputi:
Konstruktivisme, konsep ini yang menuntut siswa untuk menyusun dan membangun makna atas pengalaman baru yang didasarkan pada pengetahuan tertentu. Pengetahuan dibangun oleh manusia sedikit demi sedikit, hasilnya diperluas melalui konteks yang terbatas dan tidak secara tiba-tiba. Strategi pemerolehan pengetahuan lebih diutamakan dibandingkan dengan seberapa banyak siswa mendapatkan dari atau mengingat pengetahuan.
Tanya jawab, dalam konsep ini kegiatan tanya jawab yang dilakukan baik oleh guru maupun oleh siswa. Pertanyaan guru digunakan untuk memberikan kesempatan kepada siswa untuk berpikir secara kritis dan mengevaluasi cara berpikir siswa, seangkan pertanyaan siswa merupakan wujud keingintahuan. Tanya jawab dapat diterapkan antara siswa dengan siswa, guru dengan siswa, siswa dengan guru, atau siswa dengan orang lain yang didatangkan ke kelas.
Inkuiri, merupakan siklus proses dalam membangun pengetahuan/ konsep yang bermula dari melakukan observasi, bertanya, investigasi, analisis, kemudian membangun teori atau konsep. Siklus inkuiri meliputi; observasi, tanya jawab, hipoteis, pengumpulan data, analisis data, kemudian disimpulkan.
Komunitas belajar, adalah kelompok belajar atau komunitas yang berfungsi sebagai wadah komunikasi untuk berbagi pengalaman dan gagasan. Prakteknya dapat berwujud dalam; pembentukan kelompok kecil atau kelompok besar serta mendatangkan ahli ke kelas, bekerja dengan kelas sederajat, bekerja dengan kelas di atasnya, beekrja dengan masyarakat.
Pemodelan, dalam konsep ini kegiatan mendemontrasikan suatu kinerja agar siswa dapat mencontoh, belajr atau melakukan sesuatu sesuai dengan model yang diberikan. Guru memberi model tentang how to learn (cara belajar) dan guru bukan satu-satunya model dapat diambil dari siswa berprestasi atau melalui media cetak dan elektronik.
Refleksi, yaitu melihat kembali atau merespon suatu kejadian, kegiatan dan pengalaman yang bertujuan untuk mengidentifikasi hal yang sudah diketahui, dan hal yang belum diketahui agar dapat dilakukan suatu tindakan penyempurnaan. Adapun realisasinya adalah; pertanyaan langsung tentang apa-apa yang diperolehnya hari itu, catatan dan jurnal di buku siswa, kesan dan saran siswa mengenai pembelajaran pada hari itu, diskusi dan hasil karya.
Penilaian otentik, prosedur penilaian yang menunjukkan kemampuan (pengetahuan, ketrampilan sikap) siswa secara nyata. Penekanan penilaian otentik adalah pada; pembelajaran seharusnya membantu siswa agar mampu mempelajari sesuatu, bukan pada diperolehnya informasi di akhr periode, kemajuan belajar dinilai tidak hanya hasil tetapi lebih pada prosesnya dengan berbagai cara, menilai pengetahuan dan ketrampilan yang diperoleh siswa. (bandono)
Penerapan CTL dalam pembelajaran
Kembangkan pemikiran bahwa anak akan belajar lebih bermakna dengan cara bekerja sendiri, menemukan sendiri dan engkonstruksi sendiri pengetahuan dan ketrampilan baru. Lakukan sejauh mungkin kegiatan inkuiri untuk semua toipik. Kembangkan sifat keingin tahuan siswa dengan cara bertanya. Ciptakan masyarakat belajar (belajar dalam kelompok-kelompok). Hadirkan model sebagai contoh dalam pembelajaran. Lakukan refleksi pada akhir pertemuan. Lakukan penilaian otentik yang betul-betul menunjukkan kemampuan siswa.

4 komentar:

Dyah mengatakan...

Asalamu'alaikum
Pak Qoni untuk CTL belum disertai gambar teman-2, untuk selanjutnya tulis-2an ku saya e-mailkan saja biar panjenengan postingkan

wasalam selamat bekerja

Dyah mengatakan...

Asakamu'alikum
selamat berjumpa, untuk blognya kok belum diisi lagi ....
mudah2an terus semangat
wasalam

Ok aris mengatakan...

Assalamu'allaikum,
saya berniat menyumbangkan donor subdomain, yang tak lain untuk kepentingan Anda dan kami.
Dalam rangka, memperkenal kan internet di wilayah kalangan KITA sendiri.

Tak payah panjang penjelasannya, Anda cukup email ke kontak admin@ngunut.com jika tertarik rujukan ini.
Saya hanya bisa membuatkan alamat www.smp2.ngunut.com untuk blogspot Anda.

Salam Jumpa kembali.

Ok aris mengatakan...

Dengan gratis.